Berawal dari seringnya
bertemu untuk berkumpul di tengah-tengah keluarga besar seperti arisan
keluarga, hajatan atau lebaran, maka timbullah ide untuk melembagakan
silaturahmi antar keluarga agar supaya tidak kepaten obor. Kepaten obor
artinya kehilangan lacak alur hubungan keluarga, sehingga menyebabkan
terputusnya tali silaturahmi antar keluarga (apalagi yang jauh).
Untuk menghindari kepaten obor itulah, dibuat blog Trah
Sastrokusuman. Blog ini diharapkan menjadi jembatan untuk kumpule balung pisah (berkumpulnya
kembali tulang terpisah), yaitu suatu istilah yang telah menjadi ucapan
sehari-hari. Bukannya tanpa alasan, karena sesungguhnya mereka beranggapan
bahwa semua berasal dari keturunan yang sama, yaitu R. Sukisman, yang kelak
mendapat kekancingan dengan
menyandang nama R. Ng. Sastrokusuman.
Semua masih dihubungkan sebagai sanak saudara, betapapun telah jauh hubungannya. Itulah kenapa blog ini dinamakan Trah Sastrokusuman. Maknanya adalah keluarga besar yang berasal dari garis keturunan R. Ng. Sastrokusumo.
Trah berasal dari bahasa Jawa
yang berarti garis silsilah atau keturunan. Dalam arti luas, trah adalah organisasi sosial Jawa
berdasarkan hubungan genealogi, dan berorientasi pada moyang tertentu. Misalnya
seperti blog trah ini, Trah Sastrokusuman, adalah keturunan
R. Ng. Sastrokusumo.
R. Sukisman, atau yang bergelar R. Ng. Sastrokusumo dimakamkan di TPU Purwoloyo di Jl. HOS Cokroaminoto, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Beliau meninggal pada hari Kemis Wage, 6 November 1952 pada usia 63 tahun.
Sesuai namanya, blog ini
merupakan sebuah blog yang bertujuan untuk mempererat kekeluargaan dalam keluarga
besar R. Ng. Sastrokusumo. ***